
Pendidikan merupakan proses fundamental untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan perilaku individu maupun kelompok, sebagai bagian dari usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan. Namun, keterbatasan akses dan sarana pendidikan menjadi salah satu penghambat utama dalam meratanya pendidikan di Kalimantan Timur khususnya di Balikpapan, terlebih di daerah pesisir yang termasuk dalam kategori wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Pendidikan seharusnya dimulai sejak usia dini (2-6 tahun), yang dikenal sebagai masa golden age, yakni periode emas perkembangan otak anak yang sangat pesat. Pada masa ini, stimulasi yang tepat sangat diperlukan agar potensi anak berkembang secara optimal. Sayangnya, masih banyak anak-anak di daerah pesisir atau pelosok yang belum mendapatkan akses pendidikan yang memadai akibat keterbatasan infrastruktur, tenaga pengajar, serta kurangnya informasi. Oleh karena itu, diperlukan langkah nyata dan berkesinambungan untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan belajar dan tumbuh secara maksimal, salah satunya melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Sebagai wujud nyata dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, Program Studi Teknologi Pangan hadir untuk mengambil peran tersebut dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan dasar di masyarakat pesisir. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul “Fo-Cation: Food Technology Education - Mengabdi dengan Hati, Menginspirasi dengan Aksi “ , tim dosen, Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) Departemen Eksternal dan Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), serta seluruh mahasiswa angkatan 2024 memberikan kontribusi dalam bentuk pengajaran berupa materi Bahasa Inggris dan Matematika dasar serta pengenalan teknologi pangan kepada anak-anak di wilayah Pantai Seraya, Balikpapan.
Program yang dijalankan adalah program mengajar, di mana program ini ditujukan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) atau bahkan anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan mendasar. Kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan yang dilaksanakan setiap hari Sabtu di Bulan Mei 2025. Kampung Nelayan Pantai Seraya RT. 28 dipilih sebagai lokasi dilakukannya pengabdian masyarakat karena daerah Pantai Seraya merupakan daerah 3T, yang memiliki arti daerah yang tertinggal, terdepan, dan terluar, yang merupakan tujuan dari diadakannya pengabdian masyarakat ini. Seiring pergantian minggu, anak-anak di daerah Kampung Nelayan Pantai Seraya menunjukan antusiasme yang tinggi dalam menuntut ilmu, yang tercermin dari semangat dan partisipasi aktif mereka dalam setiap kegiatan pembelajaran, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah anak anak yang dapat menghadiri kegiatan pengajaran secara rutin.
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat bagi anak-anak, melalui pengajaran tiga bidang utama, yaitu bahasa Inggris, matematika, dan pengenalan dasar tentang Program Studi Teknologi Pangan. Pengajaran ini dirancang bukan hanya sekadar pengajaran monoton saja, tetapi diselingi oleh permainan, sesi bernyanyi sambil mengulas ulang materi yang telah diberikan serta memberikan konsumsi kepada seluruh anak-anak berupa makanan yang dibuat sendiri oleh mahasiswa Teknologi Pangan Angkatan 2024. Setiap pekannya, kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang jumlahnya tidak menentu dari minggu ke-1 hingga minggu ke-4, yang di mana peserta kegiatan akan dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan usia, yakni kelas A yang diisi oleh anak-anak berusia 3-5 tahun, kelas B yang diisi oleh anak-anak berusia 6-8 tahun, dan kelas C yang diisi oleh anak-anak berusia 9-11 tahun, selain dibagi berdasarkan umur pembagian kelas juga berdasarkan tingkatan sekolah dari peserta. Dengan cara pendekatan ini, memungkinkan proses belajar yang menjadi lebih efektif dan sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan perkembangan tiap kelompok usia.
Pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan Fo-Cation juga dirancang secara interaktif dan menyenangkan, diawali dengan pembagian tugas kepada setiap mahasiswa Teknologi Pangan yang telah tergabung dalam program. Program ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam memberikan edukasi kepada anak-anak dengan melakukan pendekatan yang menyenangkan dan sesuai dengan kriteria usia anak. Masing-masing mahasiswa mengambil peran aktif dalam proses mengajar dan membina anak-anak sesuai dengan kelas usia yang telah ditentukan. Dengan adanya pembagian kelas untuk setiap anak, kami bisa lebih mengetahui bagaimana kemampuan anak pada kelas yang telah ditentukan. Sehingga, para mahasiswa dapat lebih mudah menyesuaikan cara mengajar dan pemberian materi pada anak dengan usia per kelasnya.
Selama kegiatan ini berlangsung, anak-anak di Kampung Nelayan Pantai Seraya tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran yang diberikan. Mereka tampak bersemangat saat terlibat dalam berbagai aktivitas interaktif yang telah dirancang sesuai pengelompokan kriteria berdasarkan usia masing-masing. Keceriaan dan partisipasi aktif dari anak-anak dalam setiap kegiatan menjadi bukti bahwa pendekatan yang digunakan berhasil menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan juga efektif. Kehadiran mahasiswa sebagai pendamping selama kegiatan juga memberikan warna tersendiri dalam proses belajar, karena mampu membangun kedekatan dan komunikasi yang baik dengan para anak-anak di Kampung Nelayan Pantai Seraya.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan sesi penjelasan dan pemaparan materi, serta dilanjutkan dengan pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dirancang khusus sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman peserta. LKS ini memuat aktivitas mengenal kata dalam bahasa Inggris, belajar berhitung, dan menganalisis gambar lalu mendeskripsikannya. Dalam kegiatan ini juga disisipkan sesi bernyanyi bersama sebagai media relaksasi dan membangun suasana yang hangat. Lagu-lagu bertema kalimat sederhana dalam bahasa Inggris maupun berhitung angka dinyanyikan bersama-sama, disertai gerakan yang membuat suasana semakin meriah. Aktivitas ini membantu menumbuhkan semangat belajar sekaligus memperkenalkan kosakata asing.
Dalam kegiatan pengajaran pada minggu ke 2 pada tanggal 17 Mei 2025, para tim pengajar dari mahasiswa Teknologi Pangan menyampaikan materi tentang bangun datar dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti Lembar Kerja Siswa (LKS) bergambar, games, serta lagu edukatif yang dapat membantu anak memahami konsep dengan lebih mudah. Dalam kesempatan ini, kegiatan pengajaran matematika akan difokuskan pada kelas C, dengan materi utama mengenai bangun datar. Pada materi bangun ruang ini yang diajarkan mencakup pengenalan berbagai bentuk bangun datar seperti segitiga, persegi, persegi panjang, lingkaran, jajar genjang, trapesium, dan layang-layang. Anak-anak diajak untuk mengamati bentuk, menghitung jumlah sisi dan sudut, serta mengenali benda-benda di sekitar yang memiliki bentuk serupa. Metode pembelajaran ini tidak hanya memperkuat pemahaman konsep tetapi juga melatih kemampuan logika anak. Secara keseluruhan, pembelajaran minggu ke-2 berlangsung dengan pendekatan yang menyenangkan dan bermakna. Kreativitas dan kepedulian mereka menunjukkan bahwa matematika dapat diajarkan secara menarik. Diharapkan metode ini terus dikembangkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif dan menyeluruh.
Salah satu aspek penting dari Fo-Cation adalah pengenalan proses pengolahan makanan sederhana, seperti pengeringan, pemanasan, pembekuan, dan pengemasan. Anak-anak diperkenalkan pada proses-proses tersebut melalui gambar dan alat peraga sederhana.
Anak-anak diberi contoh mengenai pengolahan makanan yang biasa dikonsumsi sehari hari misalnya, bagaimana buah dikeringkan menjadi keripik, susu yang diproses melalui proses pemanasan agar lebih aman dikonsumsi, atau bagaimana makanan bisa disimpan lebih lama melalui pengemasan menggunakan kaleng. Materi ini dikemas dengan ringan dan menyenangkan agar mudah dipahami, namun tetap memperkenalkan konsep dasar yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Tak kalah menarik, anak-anak juga diajak bermain game edukatif bertema “Isi Piringku,” yang bertujuan mengenalkan komposisi makanan sehat dan seimbang. Melalui permainan ini, mereka belajar bahwa satu piring makan ideal harus berisi makanan pokok, sayur-sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan yang mengandung tiap unsur karbohidrat, serat, protein dan vitamin. Anak-anak diminta menyusun gambar makanan pada piring kertas yang sudah disiapkan, sambil diberi penjelasan tentang peran masing-masing komponen gizi. Sesi ini memadukan unsur bermain, belajar, dan kreativitas. Dengan adanya permainan tersebut, mereka dapat mengenali macam-macam nutrisi yang ada di dalam piring tersebut.
Pada minggu ke-4, anak-anak dengan antusias menunggu kedatangan para pengajar meskipun cuaca yang tidak memungkinkan tidak menurunkan semangat mereka. Para pengajar yang tiba pun segera mempersiapkan berbagai persiapan untuk membuat ice cream yang telah dijadwalkan untuk dilakukan di hari terakhir sebagai tanda perpisahan. Pembuatan ice cream mengajarkan anak-anak bagaimana cara penerapan sifat koligatif larutan, terutama penurunan titik beku. Kehadiran para pengajar di tengah anak-anak di Pantai Seraya memberikan kesan mendalam dan menyentuh bagi semua anak - anak serta orang tua. Sebagai wujud penghargaan terhadap partisipasi aktif selama sesi pembelajaran, para pengajar juga memberikan penghargaan kepada beberapa anak yang menunjukkan keterlibatan dan semangat terbaik sepanjang kegiatan. Momen tersebut menjadi penutup yang manis dan sekaligus memotivasi anak-anak untuk terus bersemangat dalam belajar.
Kegiatan pengabdian masyarakat Fo-Cation : Food Technology Education dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dasar bagi anak-anak di wilayah pesisir Pantai Seraya, melalui pendekatan interaktif, pembelajaran dengan penggolongan usia, serta pengenalan dasar teknologi pangan yang menyenangkan dan berkesan. Antusiasme dan keterlibatan aktif menunjukkan keberhasilan program dalam menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyentuh secara emosional baik bagi anak-anak maupun para pengajar muda.
Saran
Program Fo-Cation telah menunjukkan hasil yang positif. Diharapkan program ini dapat terus ditingkatkan dan diperluas untuk memberikan dampak yang lebih besar bagi pendidikan anak-anak di wilayah pesisir.