Sentral produksi tape yang ada di kota Balikpapan berpusat di kelurahan Karang Joang KM. 12 yang dinaungi oleh gabungan kelompok tani “Tani Makmur” khususnya warga RT 16 dan RT 17 yang berprofesi sebagai produsen tape singkong, yaitu ada 10 rumah produksi tape.
Permasalahan utama yang ada saat ini yaitu tape masih terbatas hanya dipasarkan di pasar tradisional dan hanya kepada penjual yang sudah berlanggan. Para produsen belum bisa menjual lebih luas lagi hingga merambah ke ritel, hal ini menyebabkan tidak adanya peningkatan penjualan sejauh ini. Keadaan tersebut disebabkan karena kendala distribusi yang menjadi masalah utama. Kemasan yang digunakan masih berupa kantong plastik atau mika plastik sehingga produk tidak bisa tahan lama. Selain dikarenakan kemasan produsen juga tidak memiliki label untuk tape hasil produksinya , hal ini juga menyebabkan tidak dikenalnya produk karena produk tidak memiliki identitas yang jelas.
Melalui program pengabdian masyarakat yang digagas oleh Dosen Teknologi Pangan, Institute Teknologi Kalimantan, Ni’matus Sholihah, S.TP., M.T.P maka dilakukan program kerja dengan membantu para produsen tape singkong yang ada pada “Gapoktan Tani Makmur” untuk mengembangkan produknya. Kegiatan diawali dengan sosialisasi pentingnya suatu produk memiliki label dan kemasan untuk peningkatan dan perluasan penjualan tape singkong yang diproduksi.
Label dan kemasan menjadi poin penting dalam pengembangan produk dimana label dan kemasan menjadi salah satu cara untuk memberikan rasa aman pada konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk. Kemasan dan label dapat meningkatkan nilai jual produk. Dengan adanya kemasan yang lebih optimal serta label sebagai identitas menjadikan produk dapat didistribusikan lebih luas.
Tak hanya sosialisasi, namun pelatihan dalam pembuatan label dan pengemasan produk yang baik dan benar yang sesuai turut dilakukan dalam program kerja ini dengan ibantu oleh mahasiswa jurusan Teknik Industri dan Proses. Pembuatan label dilakukan dengan cara mendemonstrasikan pembuatan label menggunakan aplikasi coreldrawa dengan menekankan hal-hal apa saja yang wajib dicantumkan dalam suatu label produk pangan, serta tata cara pengemasan yang baik, meliputi merek dagang, identitas produsen, tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa, serta komposisi bahan yang digunakan dalam tape singkong. Kemasan yang digunakan yaitu berupa kemasan besek dan kemasan vacuum.
Ditengah kegiatan program ini, masyarakat mengalami permasalahan yang dimana tape singkong yang dihasilkan cenderung lebih cepat berair sehingga para produsen menginginkan hasil tape mereka buat lebih kering sehingga masa simpan produknya juga semakin lama. Permasalahn tersebut kemudian diatasi oleh Ni’matus Sholihah selaku dosen Teknologi Pangan dengan memberikan beberapa teknik pembuatan tape yang dapat menghasilkan tape singkong yang lebih kering dan tidak mudah berair. Penggunaan pipa pada tempat pemeraman singkong menjadis alah satu cara yang dilakukan untuk membuat tape singkong lebih kering. Hal tersebut dikarenakan adanya pipa sebagai jalur sirkulasi udara antar oksigen yang dibutuhkan untuk fermentasi dan keluarnya alcohol hasil fermentasi, sehingga proses fermentasi berlangsung lebih lambat dan mengurangi terjadinya overfermentasi dan membuat tape yang dihasilkan lebih kering.
Pembuatan tape dengan metode penggunaan pipa ini juga didemokan oleh para mahasiswa kepada para produsen tape. Para mahasiswa mendemokan proses pembuatan tape dari awal singkong dibersihkan kemudian pemasakan singkong hingga proses pemeraman singkong. “ kunci utama dalam pembuatan tape singkong agar menghasilkan tape singkong yang kering yaitu dengan mengkondisikan semua bahan dan peralatan yang dipakai harus kering. Ragi dan daun pisang yang akan digunakan pada proses pemeraman juga perlu dijemur hingga benar benar kering. Singkong yang telah direbus juga ditiriskan sampai kering, serta proses pemeraman yang baik dengan tidak terlalu banyaknya singkong yang diperam dalam suatu wadah “ ujar Ni’matus.
Tidak hanya pembuatan tape singkong yang dilengkapi dengan label dan kemasan yang baik. Program kerja yang dilakukan juga dengan mengunjungi beberapa ritel, salah satunya yaitu MAXY salah satu minimarket yang cukup terkenal dan banyak cabang di Balikpapan untuk menjalin kerjasama dalam pemasaran dan penjualan tape singkong hasil produksi “Gapoktan Tani Makmur”. Dari hasil tersebut maka dilakukan sosialisasi kembali kepada produsen tape singkong terkait bagaimana tata cara memasukan produk dalam ritel tersebut dan membantu segala urusan administratifnya serta keberlanjutan pemasaran tape singkong tersebut.
Harapananya dari kegiatan ini dapat meningkatkan pemahanan para produsen pentingnya adanya label dan kemasan yang baik sebagai upaya pengembangan produknya agar dapat memperluas area penjualan serta menjadikan produknya sebagai pilihan bagi para konsumen dengan menjadi daya tarik bagi para konsumen.